Penalaran menurut bahasa Inggris-Indonesia
merupakan terjemahan dari reasoning. Logis diambil dari kata logika. Logika berasal
dari kata Yunani Kuno yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang
diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Penalaran adalah proses berpikir
lebih tinggi dari pemahaman. Dalam penalaran ada unsur kompleksitas, yaitu
proses lebih cermat, berbagai aspek ditinjau, serta dampak diperkirakan. Penalaran adalah proses pemikiran untuk
memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan. Penalaran diartikan
sebagai penarikan kesimpulan dalam suatu argumen.
Jenis Penalaran
·
Menurut prosesnya, penalaran dibedakan menjadi :
1. Penalaran induktif
Secara formal dapat dikatakan bahwa induksi adalah
proses penalran untuk sampai pada suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang
bersifat umum dan khusus, berdasarkan pengamatan atas hal-hal yang khusus.
Proses induktif dapat dibedakan :
A)
Generalisasi, ialah proses penalaran berdasarkan
pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik
kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
B)
Analogi, adalah suatu proses penalaran untuk
menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran
gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial yang bersamaan.
C)
Hubungan sebab akibat, Penalaran dari sebab ke
akibat mulai dari pengamatan terhadap suatu sebab yang diketahui. Berdasarkan
itu, kita menarik kesimpulan mengenai akibat yang mungkin ditimbulkan.
2. Penalaran deduktif
Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip, hukum,
atau teori yang berlaku umum tentang suatu hal atau gejala. Berdasarkan prinsip
umum itu, ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus, yang merupakan bagian
dari hal atau gejala itu. Jadi, penalaran deduktif bergerak dari hal atau
gejala yang umum menuju pada gejala yang khusus.
Keterkaitan Penalaran dalam Proses Penulisan Ilmiah
Suatu karangan sesederhana apapun
akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang. Penalaran itu akan tampak dalam
pola pikir penyusuan karangan itu sendiri. Penalaran dalam suatu karangan
ilmiah mencakup 5 aspek, yaitu :
1.
Aspek
keterkaitan
adalah hubungan
antarbagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya,
bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada
pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan masalah – tujuan –
dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian
landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga
dengan kesimpulan.
2.
Aspek
urutan
adalah pola
urutan tentang suatru yang harus didahulukan/ditampilkan kemudian (dari hal
yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan). Suatu karangan ilmiah
harus mengikuti urutan pola pikir tertentu. Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan
dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka
analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas
secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan
sekaligus sebagai penutup karangan ilmiah.
3.
Aspek
argumentasi
yaitu bagaimana
hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian
suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian
besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut
perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat/temuan-temuan dalam analisis
harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.
4.
Aspek
teknik penyusunan
yaitu bagaimana
pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten. Karangan
ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu, dan teknik ini bersifat
baku dan universal.
5.
Aspek
bahasa
yaitu bagaimana
penggunaan bahasa dalam karangan tersebut? baik dan benar? Baku? Karangan
ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa
yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih
untuk karangan ilmiah akademis.
Beberapa ciri bahasa ilmiah:
kalimat pasif, sebisa mungkin menghindari kata ganti diri (saya, kami, kita),
susunan kalimat efektif/hindari kalimat-kalimat dengan klausa-klausa yang
panjang.
Referensi :
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=penalaran+adalah&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CFIQFjAE&url=http%3A%2F%2Fjumanta.com%2Fdownload%2Fdoc_download%2F15-pertemuan7c-proses-penalaran-ilmiah.html&ei=gRhVUcmnCYOyrAfA7oCgBA&usg=AFQjCNEIWASAi05iCiePaOLAI_if63SLqA&bvm=bv.44442042,d.bmk
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mat_0706564_chapter2.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar