Pernahkan kita berhenti sejenak, dan bertanya pada diri kita
sendiri, apa yang terjadi pada kita di malam pertama ketika kita
meninggal?
Apa yang telah kita persiapkan untuk kematian—sesuatu
yang pasti datang kepada kita? Apakah kita akan berada di tempat yang
baik ataukah di tempat yang buruk? Seberapa sering kita mengingat mati?
Pikirkanlah sejenak, saat dimana tubuh kita dimandikan dan akan segera
dikuburkan.
Spoiler for mati:
Pernahkah kita memikirkan saat dimana orang-orang membawa tubuh kita ke pekuburan? Dan ketika semua keluarga kita menangis.
Pernahkah kita memikirkan saat tubuh kita diletakkan di dalam liang lahat? Semuanya gelap, dan hanya tanah dan tanah belaka.
Di
saat itu, kita menyadari kita sendirian. Tak ada orang lain, dan
semuanya begitu sempit. Tulang-tulang kita bahkan saling berdesakkan
sendirinya.
Mungkin saat itu kita tengah menyesali semua
perbuatan buruk kita di dunia. Kita mungkin baru menyesali akhlak kita
terhadap orang tua kita, kita menyesali mengapa kita tidak mengenakan
hijab. Tak ada uang. Tak ada perhiasan. Yang ada hanya semua perbuatan
kita.
Dan ketika kita ditutup, mungkin kita ingin berteriak dan
menyeru semua orang agar jangan pergi dari kuburan kita. Tapi kita tak
bisa terdengar. Kita mendengar langkah kaki mereka menjauhi kita. Dan
kemudian, di situlah kita berada, rumah masa depan kita yang pasti akan
kita tempati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar