Kini
sidang kasus Munir yang melibatkan Muchdi PR. Sebagai tersangka sampai pada
tahap mendengarkan keterangan saksi-saksi. Tiba giliran Koordinator Kontras,
Usman Hamid maju sebagai saksi. Usman dengan yakin menyatakan, bahwa BIN
sebagai institusi, terlibat dalam pembunuhan aktifis HAM, Munir. Usman sangat
yakin akan hal itu, karena TPF (Tim Pencari Fakta) kasus Munir, pernah menerima
surat yang diketik “seseorang” (tanpa identitas).
Upaya
melemahkan ketahanan nasional ini juga telah diawali pada institusi TNI.
Menurut rangkaian peristiwa yang terjadi di dalam negeri, sangat logis dan
masuk akal jika kemungkinan besar ada upaya Balkanisasi di Indonesia. Ada sekelompok
LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang dengan berapi-api menuntut pembubaran
Komando Teritorial (Koter). Padahal Koter merupakan gelar kekuatan TNI AD di
seluruh wilayah Indonesia.
Setelah
reformasi bergulir, semakin banyak LSM yang getol mengorek luka lama terutama
yang berkaitan dengan TNI, walaupun masalah-masalah itu sebenarnya telah
diselesaikan secara tuntas dan dan sah. Kembali kepada kesaksian Usman Hamid.
Berkenaan dengan masalah ini, tentunya akan semakin membuka mata dan telinga
kita, bahwa pemimpin Kontras pun kadang masih suka mengada-ada (kesaksian
berdasar surat kaleng).
http://www.mimbar-opini.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=3185