Apakah kalian tahu kalau negara tercinta kita ini terkenal dengan beragam budaya yang khas dan sangat menarik perhatian mata dunia lho kawan... terutama para turis mancanegara. hemm hebat bukan??
Nah di bawah ini aa 3 besar kebudayaan Indonesia yang terkenal dengan segala adat dan tradisi yang hingga ini masih terus dilestarikan.
1. Upacara Tabuik.
Upacara Tabuik ini berasal dari Sumatera Barat. Tabuik berasal dari kata "Tabut" yang dari bahasa Arab artinya mengarak. Jadi, upacara Tabuik adalah tradisi masyarakat pinggir barat Sumatera Barat yang sudah di selenggarakan secara turun temurun.
Karena keunikan dan kemeriahan dalam setiap pagelarannya, Pemda setempat memasukan upacara Tabuik ke dalam agenda wisata Sumatera Barat dan digelar setiap tahun.
Dua pekan menjelang upacara Tabuik dimuali, warga Pariaman sudah sibuk melakukan berbagai persiapan. Mereka membuat aneka macam panganan, kue-kue khas dan Tabuik. Dalam masa ini, ada pula warga yang menjalani ritual khusus, yakni puasa.
2. Karapan Sapi.
Karapan Sapi berasal dari Madura, Jawa Timur. Karapan Sapi adalah perlombaan pacuan sapi. Dalam pagelaran karapan sapi para penonton tidak hanya disuguhi adu cepat si sapi dan ketangkasan para jokinya, tetapi sebelum memulai para pemilik biasanya melakukan ritual arak-arakan sapi disekelilingi pacuan disertai alat musik seronen perpaduan alat music khas Madura sehingga membuat acara ini menjadi semakin meriah.
Panjang rute lintasan karapan sapi tersebut antara 180 sampai dengan 200 meter, yang dapat ditempuh dalam waktu 14 sd 18 detik. Tentu sangat cepat kecepatan sapi – sapi tersebut, selain kelihaian joki terkadang bamboo yang digunakan untuk menginjak sang joki melayang diudara karena cepatnya kecepatan sapi sapi tersebut.
3. Upacara Kasada Bromo.
Upacara ini dilakukan oleh masyarakat Tengger yang bermukim di Gunung Bromo Jawa Timur, mereka melakukan ritual ini untuk mengangkat seorang Tabib atau dukun disetiap desa. Agar mereka dapat diangkat oleh para tetua adat, mereka harus bisa mengamalkan dan menghafal mantera mantera.
Beberapa hari sebelum Upacara Kasada bromo dimulai, mereka mengerjakan sesaji sesaji yang nantinya akan dilemparkan ke Kawah Gunung Bromo. Pada malam ke 14 bulan Kasada Masyarakat tengger berbondong bondong dengan membawa ongkek yang berisi sesaji dari berbagai macam hasil pertanian dan ternak. Lalu mereka membawanya ke Pura dan sambil menunggu Dukun sepuh yang dihormati datang mereka kembali menghafal dan melafalkan mantera, tepat tengah malam diadakan pelantikan dukun dan pemberkatan umat dipoten lautan pasir gunung bromo.
Bagi masyarakat Tengger, peranan Dukun adalah sangat penting. Karena mereka bertugas memimpin acara – acara ritual, perkawinan dll.
Sebelum lulus mereka diwajibkan lulus ujian dengan cara menghafal dan lancar dalam membaca mantra mantra. Setelah Upacara selesai, ongkek – ongkek yang berisi sesaji dibawa dari kaki gunung bromo ke atas kawah. Dan mereka melemparkan kedalam kawah, sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Didalam kawah banyak terdapat pengemis dan penduduk tengger yang tinggal dipedalaman, mereka jauh jauh hari datang ke gunung bromo dan mendirikan tempat tinggal dikawah gunung Bromo dengan harapan mereka mendapatkan sesaji yang dilempar.
Penduduk yang melempar sesaji berbagai macam buah buahan dan hasil ternak, mereka menganggapnya sebagai kaul atau terima kasih mereka terhadap tuhan atas hasil ternak dan pertanian yang melimpah. Aktivitas penduduk tengger pedalaman yang berada dikawah gunung bromo.